Keris merupakan senjata tradisional dari Jawa. Bentuk keris Jawa sangat berbeda dengan senjata atau jenis pisau lain karena keris memiliki bentuk yang berliku-liku simetris dan tajam di ujung. Senjata tradisional yang estetik ini sudah diakui unesco sebagai budaya dari Indonesia. Dahulunya keris merupakan benda spiritual yang memiliki nilai-nilai mistis di dalamnya. Pada umumnya keris memiliki tiga bagian yaitu bilah, pangkal, dan kerangka.
Asal Usul Keris Jawa
Asal usul adanya senjata keris ini sendiri belum ada catatan secara jelas. Nama keris diketahui ada pada sebuah prasasti dari abad ke-9 Masehi. Dipercaya nama keris sendiri diambil dari singkatan bentuknya mlungker kang bisa ngiris, atau dalam bahasa Indonesia artinya benda melingkar yang bisa digunakan untuk memotong. Penggunaan keris pada masa lalu dapat dilihat melalui gambaran atau relief pada candi, catatan prasasti, dan catatan sejarah.
Meski berasal dari Jawa, penyebaran keris pada zaman kerajaan sudah sangat luas. Tidak hanya digunakan oleh kerajaan Jawa Seperti Majapahit, kerajaan Kediri, kerajaan Singosari dan sebagainya. Keris juga digunakan oleh kesultanan Malaka dan kesultanan Brunei. Di Indonesia sendiri, garis juga digunakan oleh suku lain seperti suku Bugis dan suku Banjar. Meskipun pada dasarnya mereka memiliki senjata tradisional sendiri.
Senjata keris juga menorehkan sejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di mana pangeran Diponegoro dahulu berjuang melawan penjajah dengan menggunakan senjata keris. Meski terlihat tradisional dibandingkan senjata Belanda di kala itu, kekuatan keris dan strategi yang dibuat pangeran Diponegoro ditakuti oleh penjajah Belanda kalah itu. Hingga pada akhirnya pangeran Diponegoro ditangkap dan dipenjarakan.
Kesan mistis pada keris terbantu karena dahulunya keris digunakan untuk ritual ritual tertentu dalam suku Jawa. Baik ritual dalam konotasi positif maupun ritual negatif seperti menyakiti orang lain dengan bantuan hal-hal mistis dan keris. Namun Sesuai dengan perkembangan zaman saat ini fungsi dari diri sendiri menjadi berubah.
Jika pada masa penjajahan keris digunakan sebagai senjata untuk menjalankan perang pada saat ini keris lebih sering digunakan sebagai souvenir atau hiasan. Penggunaan keris yang tetap terjaga dari dahulu sampai sekarang adalah ketika digunakan pada ageman atau pakaian pada acara tersebut. Salah satu ageman yang menggunakan keris adalah pakaian saat menjalankan pernikahan bagi pengantin pria.
Biasanya keris ditaruh pada sarung pria bagian belakang sebagai simbol budaya dan meningkatkan nilai kesakralan di saat prosesi temu manten pengantin Jawa. Bentuk keris dahulu dan keris yang digunakan sekarang sudah berbeda. Keris sekarang terlihat lebih estetik karena dalam proses pembuatannya sudah menggunakan teknologi modern sedangkan keris zaman dahulu lebih menonjolkan nilai sakral di dalam senjata.
Perkembangan Keris Jawa
Garis mulai berubah bentuknya pada zaman kerajaan Majapahit, di mana waktu itu para tokoh pembesar dan orang-orang diri mati di Majapahit menyelipkan keris padaIkat pinggang. Hal tersebut diketahui berdasarkan catatan dari Ma Huan tahun 1416. Penggunaan keris dalam kerajaan juga disebutkan dalam naskah Sunda 1518 masehi, yang menunjukkan jika keris merupakan senjata sultan. Bahkan keris pernah mengalami kenaikan pamor pada era datangnya penjajah Portugis.
Pada ada perkembangan kerajaan Islam di nusantara seperti kerajaan Demak dan Mataram, keris menjadi salah satu senjata yang populer di telinga masyarakat. Seperti keris Nagasasra sabuk inten. Secara bentuk keris populer tersebut diukur dengan bentuk kepala naga dengan sisik yang mengikuti liukan dari bentuk keris itu sendiri. Karena begitu berarti keris jenis ini hanya dimiliki oleh tokoh penting waktu itu.
Meski kini zaman sudah sangat modern, ada beberapa orang yang masih menggunakan keris sebagai alat sajian spiritual. Sebagian masyarakat khususnya masyarakat Keraton dan mereka yang mengikuti adat kejawen menganggap keris sebagai benda yang luhur dan harus dijaga hingga kini. Jika anda ingin melihat langsung keris dari zaman kerajaan terdapat di Istana Pagaruyung atau museum bersejarah lainnya.
Keris Jawa yang penuh arti ini harus diperhatikan dan tetap dibudayakan, meki penggunaan pokok dari keris tersebut sendiri berbeda. Saat anda berkunjung ke candi Borobudur anda bisa mendapat gambaran keris di masa lalu melalui relief, meski bentuk yang ditampilkan tidak begitu jelas.